Nats : Ulangan 6 : 6 & 7
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”
Salam sejahtera saudara yang terkasih. Bagaimana kabarnya hari ini? (Jawab: Luar Biasa!), Kita bersyukur untuk hari yang diberikan Tuhan bagi kita. Amin? (Amin)
Ada sebuah cerita sebagai berikut: Seorang ibu dan anaknya berumur 3 tahun kebetulan sedang berjalan ke warung. Kemudian mereka bertemu seorang bapak yang adalah sepupu ibu tersebut. Bapak ini memberikan permen cokelat kepada si anak yang lucu itu. Dengan maksud mengajari si anak untuk berterima kasih, si ibu berkata pada si anak: “Bilang apa sama Om, nak?” si anak menjawab: “Apa!”. Si ibu mengulangi pertanyaan dengan nada yang lebih tegas lagi, “Bilang apa sama Om, nak?” Si anak tetap menjawab: “Apa!” Karena malu dan jengkel, si ibu mencubit anaknya dan bertanya: “Bilang apa sama Om, nak?” Dan si anak menangis sambil menjawab: “Apa!”.
Menurut saudara-saudari, dalam cerita ini, siapakah yang bersalah? (Diskusi 1-2 menit)
Ya, benar sekali, Sebenarnya kesalahan terletak pada cara ibu itu mengajari anaknya. Dia tidak jelas menyampaikan maksudnya kepada si anak. Dia malah menggunakan kiasan atau kesopanan bahasa yang justru tidak dimengerti anak itu.
Ibu tersebut (demikian juga kebanyakan kita), tidak memahami cara anak-anak belajar dalam perkembangan kedewasaan mereka. Ada 2 cara anak belajar:
1.Meniru apa yang dilihat mereka!
2.Mengikuti apa yang didengar mereka!
Firman Tuhan dari pembacaan tadi sudah sangat jelas memperlihatkan cara belajar ini. Otak manusia diciptakan untuk menampung dan bereaksi dengan sangat banyak ingatan. Untuk itu, agar mengingat suatu hal secara tepat, seorang manusia harus menggunakan sistem menghafal. Atau tepatnya membaca, mendengar atau melakukan berulang-ulang.
Kalau anak-anak kita kemudian tumbuh menjadi anak yang suka melawan orang tua, kasar, berbohong, mencuri, malas, manja dan sebagainya. Kemungkinan besar karena itulah yang mereka lihat dan dengar berulang-ulang semenjak mereka kecil.
Demikian sebaliknya jika anak itu kemudian tumbuh menjadi orang yang baik, jujur, takut Tuhan, rajin dan sebagainya. Maka itu adalah buah dari apa yang dipelajarinya sejak kecil.
Untuk itu, keluarga adalah kunci utama pembelajaran pribadi seseorang. Di dalam keluarga, melalui ayah dan ibu, maka anak-anakpun belajar membentuk karakter mereka. Jika orang tua saling berdusta, suka memaki, suka bertengkar dan menyakiti satu sama lain, maka pertumbuhan anak bisa melenceng dari pertumbuhan normal baik emosi maupun sifatnya. Tidak heran banyak anak-anak yang tumbuh menjadi homosex, banci dan atau orang-orang kasar dan jahat. Itu semua karena mereka tidak melihat maupun mendengar kasih kuasa Kristus dari contoh orang tuanya.
Firman Allah dari pembacaan tadi sangat jelas menuntut tanggung jawab orang tua. Bayangkan, dikatakan tadi, saat duduk, tidur, bangun, berjalan, apapun juga aktifitas kita, umat Tuhan diminta untuk menceritakan berulang-ulang tentang kasih dan penyertaan Tuhan yang luar biasa itu.
Banyak kisah dalam Alkitab yang perlu anak-anak kita dengar, tentang Allah menjadikan manusia, tentang manusia jatuh ke dalam dosa, tentang bahtera Nuh, tentang Musa dan tulah di Mesir, tentang kepahlawanan Daud melawan Goliat, tentang Gideon, Daniel di gua Singa, dan masih banyak lagi…..dan yang terutama, tentang pengorbanan Yesus Kristus pada salib untuk menebus dosa manusia, tentang kebangkitan-Nya yang ajaib, tentang Kenaikan-Nya yang disaksikan lebih 500 orang, tentang Roh Kudus yang menolong kita, tentang kehidupan kasih yang diajarkan Yesus, dan tentang Surga yang baka.
Kiranya Firman Tuhan ini, mampu mengubah hidup kita, untuk menjadi saksi Kristus bagi keluarga kita dan bagi orang lain. Amin.
English version:
Children learn!
Readings: Deuteronomy 6: 1-9
Quotes: Deuteronomy 6: 6 & 7
"What I command you today shall be in thine heart: And thou shalt teach them diligently unto thy children, and shalt talk of them when you sit in your house, when you're on the road, when you lie down and when you rise"
Greetings dear brother. How's it going today? (Answer: Extraordinary!), We are grateful to the Lord given to us. Amen? (Amen)
There is a story as follows: A mother and her 3-year-old happened to be walking to the shop. Then they met a man who was a cousin of the mother. This man gives chocolate candy to the cute boy. With the intention to teach the children to be grateful, the mother said to the boy: "Tell what to Uncle, son?" The boy replied: "What!". The mother repeated the question with a more assertive tone, "Tell what to Uncle, son?" The child remained replied: "What!" Embarrassed and irritated, she pinched the boy and asked: "Tell what to Uncle, son?" and the child was crying and replied: "What!".
According to the brothers and sisters, in this story, who is guilty? (Discussion 1-2 minutes)
Yes, that's right, the real fault lies in the way that mothers teach their children. She did not clearly convey meaning to the child. She even uses figurative language or courtesy that just do not understand the boy.
The mother (as well as most of us), do not understand the way children learn in their developmental maturity. There are 2 ways children learn:
1. Imitate what they see!
2. Following what they heard!
From reading the Word of God had been very clearly shows how this study. The human brain is created to accommodate and react with so many memories. Therefore, in order to remember something accurately, a man should use the system to memorize. Or rather read, hear or perform repetitive.
If our children then grow into a child who likes to fight against the parents, rude, lying, stealing, lazy, spoiled, and so on. Most likely because that's what they see and hear over and over again since they were small.
And vice versa, if the child was later grow up to be good, honest, God-fearing, diligent and so on. So it is the fruit of what he learned as a child.
To that end, the family is the key to one's personal learning. In the family, through the father and mother, then The children learn to form their character. If parents lie to each other, like cursing, like a fight and hurt each other, then the growth of a child can stray from the normal growth of both emotion and nature. No wonder a lot of kids who grow up to be gay, sissy and or the people are rude and nasty. It was all because they did not see or hear the power of Christ's love from the example their parents.
The Word of God from reading earlier, very clearly demanding parental responsibility. Imagine, it was said earlier, while sitting, sleeping, waking, and whatever the activity we are doing, God's people were asked to repeatedly tell about love and God's presence was incredible.
Many stories in the Bible that our children need to hear, God made man, man fell into sin, about Noah's ark, Moses and the plagues in Egypt, about the heroism of David against Goliath, of Gideon, Daniel in the lions cave, and much again ..... and, above all, about the sacrifice of Jesus Christ on the cross to atone for the sins of mankind, about the miraculous resurrection, and His ascension witnessed over 500 people, about the Holy Spirit who helps us, about the life of love that Jesus taught, about eternal in Heaven.
May the Word of God, able to change our lives, to be witnesses of Christ for our family and for others. Amen.
No comments:
Post a Comment