Wednesday, 18 August 2010

Terang!

Judul : Terang, sebuah keajaiban (refleksi dalam dialog)
Karya : Mark Dohar.

P : Suatu penyampaian bersama sebagai rangsangan. Ada pertanyaan pasti ada jawaban. Akan tetapi, tidak semua jawaban selalu dijawab. Kadang-kadang, hanya menjadi sebuah pikiran. Yang menantikan waktunya untuk dituangkan. Pikiran yang membawa pada pemahaman. Pemahaman yang membawa pada keagungan .... atau .. kehancuran. Semua berasal dari rangsangan berpikir. Tapi hati-hati, jangan sampai pikiranmu mengelabui dirimu. Maukah kamu berpikir dengan kami?

W : Terang didefinisikan sebagai suatu jenis gelombang. Yang disebut gelombang cahaya. Sesungguhnya ada banyak gelombang. Misalnya gelombang radio, gelombang televisi, bahkan sekarang yang sedang bersaing adalah gelombang GPRS versus gelombang CDMA, sebelumnya AMPS terlebih dahulu kalah bersaing. Maksudnya handphone gitu loh....

P : Aku berpikir ,..... apakah kamu berpikir? Terang atau gelombang cahaya itu, membuat segalanya tampak indah. Sebenarnya, segala sesuatu yang kita lihat di dunia ini, adalah hasil pantulan gelombang itu terhadap benda-benda. Kita bisa membedakan warna, bentuk bahkan jarak suatu benda karena ada pantulan gelombang cahaya itu. Tentunya, mata kitalah yang menangkap dan otak kitalah yang mendefinisikan hasil tangkapan gelombang tersebut.

W : Kalau “batman” atau paniki atau kelelawar, lain lagi caranya. Mata mereka tidak berfungsi seperti kita. Mereka melakukannya dengan jenis gelombang suara yang tidak dapat kita dengar, gelombang suara itu mereka teriakkan dari mulut mereka, lalu memantul pada benda-benda, kemudian telinga mereka menangkap dan menterjemahkan bentuk dan jarak benda tersebut. Sekalipun demikian, mereka dapat terbang dengan cepat dan jarang menabrak benda-benda. Tetapi tentu saja mereka tidak mengenali warna.



P : Tahukah kamu? Bahwa sesungguhnya di dunia ini, dari segala ciptaan Allah, hanya manusialah yang mampu menikmati perbedaan warna sedemikian rupa. Sehingga kita bisa menilai, jika padang rumput mulai berbunga indah, jika ikan-ikan di laut beraneka warna mulai menari, jika si dia berkulit hitam manis atau putih bening, seperti awan. Yap... hanya manusia yang dapat melihat itu.

W : Apakah pernah kamu bertanya? Darimana sumber cahaya itu? Wah mudah saja......, matahari, bulan, bintang, lampu, lilin, korek api, api unggun dan lain-lain ... pasti terlintas dibenak kita. Tapi maksudku, kapan pertama kali muncul terang? Segala sesuatu pasti ada saat yang pertama kali bukan? Pertama kali masuk sekolah, pertama kali jatuh cinta, pertama kali di kecup ....... tapi bagaimana dengan pertama kali terang?

P : Pertama kali dikecup? Entahlah.... tapi kalau terang, aku tahu. Pertama kali terang datang adalah saat Allah berfirman “Jadilah Terang!”. Saat itu adalah hari pertama penciptaan isi bumi. Sebelumnya bumi penuh kegelapan, tidak ada sesuatupun dipermukaan bumi. Dahulunya bumi itu kosong dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Tapi sejak kalimat pertama dari Allah itu, maka terangpun ada.

W : Tapi patut dipikirkan, darimana sumber terang itu? Bukankah matahari, bulan dan bintang baru diciptakan pada hari keempat? Hmm ....... Apakah kamu berpikir seperti aku berpikir? .... Tentu saja! Allah itulah terangnya! Dialah yang menerangi saat itu! Sampai sekarang, Dia menerangi kita. Matahari, bulan dan bintang ... menjadi alat untuk memantulkan terang sebenarnya. Terang ilahi!

P : Ehmm .... yah ... ada benarnya, tapi juga ada salahnya! Sebenarnya bumi memang masih diterangi, tapi dunia sudah dalam kegelapan lho... Sewaktu manusia pertama berbuat kebodohan dengan tidak percaya perkataan Allah, yaitu larangan memakan buah itu dan malah percaya omongan ular tua itu. Saat itulah manusia dan dunia telah jatuh dalam kegelapan. Bagaimana menurut kamu? Tidakkah dunia ini menunjukkan kegelapannya? Sekarang, perbuatan najispun dilakukan siang hari, banyak banci, kriminal, amoralitas berkeliaran di televisi, kawin cerai suatu jatah infotainment .... gelap ... sungguh gelap.

W : Aku sudah memikirkan hal itu. Sungguh ... aku sudah memikirkannya. Apakah kamu sudah memikirkannya? Terang yang ada pada hari pertama itulah ... yah Dialah ... Dialah yang telah datang ke dunia ini. Buktinya, Dia lahir dari seorang perawan, Dia membuat banyak mujizat, Dia mengajar dengan berani, Dia menderita sengsara di salib oleh karena dosa-dosa kita, Dia yang mati lalu bangkit. Aku tahu .... pastilah Dia sang Terang itu.

P : Benar, sungguh benar, Dia pernah berkata: “Akulah Terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan memperoleh terang hidup.”. Dialah Tuhan Yesus Kristus. Seorang pendiri kepercayaan terbesar sepanjang zaman. Satu-satunya tokoh yang menjamin surga bagi pengikutNya, Dia berkata : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku!”.

W : Aku percaya! Apakah kamu percaya? Aku berani percaya, karena aku tahu siapa Dia. Dia bangkit dari maut dan naik ke sorga, akupun akan demikian. Aku mau percaya karena aku tidak mau tinggal dalam kegelapan dunia dan kebinasaan neraka. Karena aku rela meninggalkan kenikmatan dunia untuk kenikmatan surga.

P : Tapi ... kamu dan saya masih di sini bukan? Apa yang kita lakukan di planet ini? Terang sementara itu, yaitu matahari, bulan dan bintang, akan musnah suatu saat nanti. Apa yang harus kulakukan di permukaan kerak bumi ini? Aku ingat ..... Tuhan Yesus pernah meminta kamu dan aku ..... katanya: “Kamu adalah terang dunia ....”.

W : Aku dan kamu ,.... kita adalah terang dunia. Cinta Allah tersembul keluar dari kehidupan kita. Terang Allah menyeruak keluar dari kasih kita. Terang yang hanya untuk anak-anak terang. Sungguh .... Satu ... hanya satu saja .... satu syarat menjadi geng anak-anak terang. Yaitu menerima Kristus, percayakan hidup dan jadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu. Maukah kamu?

P : Tidak semua jawaban atas pertanyaan langsung di jawab. Kadang awalnya hanya sebuah pikiran, kemudian pemahaman. Tetapi kemanakah pemahaman itu membawamu? Keagungan ataukah kehancuran? “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya” (Yohanes 1:12).

Sekian.

No comments:

Post a Comment