Kejadian Pasal 3.
“…tetapi tentang buah pohon yang ada
ditengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah
itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
“Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya
dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu,
bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
……….. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya dia mengusahakan
tanah darimana dia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman
Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Salam sejahtera,
Saudara terkasih dalam Tuhan Yesus. Siapapun
kita yang berkesempatan membaca tulisan ini, mendapatkan kesempatan untuk
melihat ke dalam diri kita sendiri. Melihat akar masalah dari segala masalah
yang timbul dalam kehidupan manusia di dunia ini. Bukan saja manusia, melainkan
alam dan seluruh isinya turut menderita oleh karena akar masalah ini. Kami menyarankan
untuk membaca keseluruhan kitab Kejadian pasal 3 agar mendapat gambaran kejadian
seutuhnya.
Dari kejadian pasal 3, ada banyak kejadian
penting yang mendasari seluruh kejadian-kejadian selanjutnya sampai detik ini
dan sampai akhir zaman nantinya. Namun sambil menarik kejadian-kejadian
tersebut, kami mengarahkannya kepada 4 tawaran Iblis yang membuat manusia jatuh
ke dalam dosa. Dari 4 tawaran ini, kita
bisa merefleksikannya terhadap kehidupan kita sehari-hari.
Tawaran
Pertama: Sekali-kali tidak mati.
Pernahkan saudara diperhadapkan terhadap
sesuatu dan mendengar suara hati atau mungkin perkataan orang lain yang
mengatakan: “ah tidak apa-apa, segelas (miras) saja tidak berbahaya.”, “ah
iseng-iseng ajalah, menikmati hidup cuci mata”, “sekali seumur hidup, dosa
kecil tidak apa-apalah”….dan lain sebagainya.
Hawa berhadapan dengan Iblis dalam wujud ular.
Dan hal yang sama ditawarkan Iblis, hal yang sungguh bertolak belakang dengan
yang diperintahkan kepada Hawa. Allah berfirman untuk jangan memakan buah dari
pohon yang ditengah-tengah taman itu, pada waktu memakannya pasti manusia mati. Namun Iblis membalikkannya!
Bukankah kita sering diperhadapkan dengan
hal-hal seperti itu? Iblis memainkan otak kita agar berputar dan terputar. Tapi
justru ketika kita memikirkannya, maka logika seakan-akan benar dan kita makin
jauh tersesat.
Hawa membantah, berpikir, melihat,
menimbang-nimbang tawaran pertama Iblis ini, dan terjerat pada keputusan yang
salah. Benarkah setelah dia memakan buah itu dia tidak mati?
Ya pada saat Hawa memakannya, dia tidak
merasakan apa-apa. Dia tidak mati! Diapun tidak menyadari dirinya telanjang.
“Aha…ternyata Iblis benar, ternyata Allah keliru!” Kemudian Hawa memberikan
kepada Adam. Adam yang bersama-sama dengan Hawa harusnya sejak awal melarang
dengan tegas. Tetapi ternyata tidak, dia melihat saja istrinya itu, kemudian dia
melihat ternyata Hawa tidak mati, tidak ada yang berubah dengan Hawa, kemudian
diapun turut memakannya. Tampaknya sebagai suami apakah Adam takut istri ataukah
dia sedang menjadikan istrinya kelinci percobaan?
Apapun itu, setelah Adam memakannya, terjadilah
perubahan luar biasa. Untuk pertama kalinya manusia merasakan rendah
(telanjang), merasa malu dan juga merasa ketakutan. Perasaan yang tidak pernah
ada sebelumnya.
Hawa makan tidak terjadi apa-apa, ketika Adam
makan terjadi manusia jatuh ke dalam dosa.
Ini merupakan pelajaran penting dalam hubungan keluarga. Laki-laki
sebagai suami adalah kepala keluarga yang harus menjadi pembimbing dan
pelindung keluarganya. Kesalahan dalam bahtera rumah tangga ada di dalam
integritas seorang kepala rumah tangga yaitu suami. Apa yang terjadi jika saja Adam melarang dan
mengusir Iblis itu? Apa yang terjadi jika Adam menolak makan buah itu? Tentu
mereka tidak jatuh ke dalam dosa.
Kembali pada penawaran Iblis yang pertama ini.
Ternyata, Iblis berbohong dan Allah yang benar.
Memang manusia tidak mati seketika secara fisik, lagipula saat itu,
darimana manusia tahu arti mati fisik? Karena semua masih hidup bukan? Namun
kematian yang dialami manusia jauh lebih besar.
Kematian pertama adalah kematian rohani.
Manusia dipastikan tidak kudus, sudah melanggar ketetapan Allah, dan tentu saja
manusia terusir dan tidak bisa masuk kerajaan Allah. Atau dalam kalimat
lugasnya adalah manusia menjadi mahluk neraka.
Kematian kedua tentu saja kematian fisik, yaitu
penuaan, penurunan kualitas jasmaniah, jam usia mulai berdetik.
Selain kematian fisik manusia, kejatuhan
manusia dalam dosa juga berdampak pada kematian ketiga yaitu kematian
bumi. Kenapa demikian? Karena Allah pada
awalnya menciptakan bumi sebagai tempat ideal dan indah kekal. Namun sejak
kejatuhan manusia dalam dosa, alampun menerima dampaknya. Pada ayat 17 Allah
mengutuk tanah karena Adam, sejak saat itu tanah mengalami degradasi kualitas
sampai suatu waktu nanti kiamat melanda bumi.
Pada ayat 21, Allah terpaksa membunuh hewan ciptaan-Nya untuk mengambil
kulitnya menjadi pakaian manusia. Hewanpun turut menderita dampak keberdosaan
manusia. Mungkin kita melihat gerakan
pencinta alam yang berjuang mempertahankan kelestarian bumi, tetapi seberapapun
besar usaha mereka, mereka pasti gagal karena Allah sudah memutuskan suatu
waktu dimana Dia akan memusnahkan langit dan bumi yang kita lihat ini kemudian menciptakan
langit baru dan bumi baru.
Manusia menjadi sadar atau melihat posisi
mereka sebelum berdosa dan posisi mereka setelah berdosa. Sangat menyedihkan
bukan? Ketika mereka menyadari diri
telanjang, mereka sedang melihat bahwa kekudusan yang menyelubungi mereka
lenyap. Posisi mereka yang mulia hilang berganti posisi yang merasa malu.
Bahkan kesetaraan hubungan dengan Allah berganti dengan perpecahan hubungan.
Ayat 9 dan 10, ketika Allah berkunjug ke “rumah” manusia, manusia malah
sembunyi ketakutan dan malu. Padahal sebelumnya
Allah dan manusia memiliki hubungan yang setara dan bahagia.
Mata terbuka ini jugalah yang memastikan setiap
manusia menyadari posisinya sebagai orang berdosa. Tidak seorangpun mampu menyangkal posisinya
sebagai orang berdosa. Paling tidak sampai mendekati akhir hidupnya, seseorang
pasti mengalami ketakutan terhadap maut (jika belum menerima pengampunan dari
Kristus). Sehingga refleksi awal kita adalah, apakah kita takut terhadap maut?
Kenapa kita takut, apakah karena sadar posisi orang berdosa? Sekalipun kita
berbuat banyak kebaikan dan amal, namun jika ketakutan itu hadir, maka
sebenarnya mata kita masih terbuka melihat posisi sebagai orang berdosa.
Tawaran ketiga:
Menjadi seperti Allah.
Lihat betapa cerdiknya Iblis. Tawaran ketiga
ini sungguh—sungguh tawaran bodoh, tapi bersifat kamuflase. Dan sayangnya
manusia tertipu lagi. Bukankah manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah? Herannya mengapa manusia mau
percaya penawaran menjadi seperti Allah? Bisa dikatakan saat itu manusia dan
Allah adalah saudara kembar.
Pernahkah saudara mengalami hal ini. Anda sudah
memiliki, tetapi anda diperdaya seakan-akan belum memiliki, lalu anda berusaha
memiliki tapi ternyata justru kehilangan yang sudah anda miliki?
Contohnya, dalam 1 Korintus 10:13 firman Allah
berkata: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaan yang
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan oleh karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu
dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu
kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”.
Namun apa yang kita lakukan saat persoalan dan
masalah seakan mendesak? Ketika sakit penyakit tak kunjung sembuh? Kita
mengambil jalan singkat, kita pergi ke jalan yang ditawarkan Iblis, kita ke
dukun, kita mencuri/merampok, kita mengambil jalan yang tampaknya “menjadi
seperti Allah”.
Kebodohan Adam dan Hawa adalah seharusnya
mereka tidak menyangsikan diri mereka sebagai gambar dan citra Allah.
Tawaran keempat:
Tahu yang baik dan yang jahat.
Tawaran keempat adalah seni penipuan
terbaiknya. Setelah membuat manusia hilang fokus dan berpikir tanpa koreksi
iman, Iblis mengembalikan penawaran ke hadiah utamanya. Yaitu tahu yang baik
dan yang jahat.
Pertanyaanya, apakah manusia saat itu tidak
tahu yang baik dan yang jahat?
Sebenarnya manusia sudah tahu tentang yang baik dan yang jahat sebelum
jatuh ke dalam dosa. Lalu apa yang terjadi? Sepertinya semua penawaran Iblis
ini adalah omong kosong semata, penawaran palsu.
Ya benar saudara yang dikasih Tuhan. Semua
penawaran Iblis dalam hidup anda adalah membodohi anda untuk menjadi seteru
Allah. Adam dan Hawa sebelum jatuh
ke dalam dosa:- Tidak akan mati, memiliki hidup kekal.
- Matanya terbuka melihat kemuliaan Allah. Apa lagi yang lebih daripada itu?
- Sudah segambar dan secitra dengan Allah, sudah menjadi seperti Allah.
- Dan tahu yang baik dan yang jahat.
Yang terjadi pada manusia setelah menerima penawaran Iblis justru sebaliknya:
-
Mati,
tidak memiliki hidup kekal.- Buta, tidak dapat melihat Allah dan kemuliaanNya.
- Seteru Allah, rusak gambar dan citra Allah.
- Tahu yang baik dan yang jahat tapi selalu ragu, hilang kepekaan akan Firman Allah.
Jadi apa kesimpulan akar masalahnya?
Kesimpulannya adalah percaya! Yaitu apakah manusia mempercayai penuh, tanpa ragu, tanpa
sangsi, tanpa memikirkan kemungkinan alternatif lainnya terhadap akan apa yang
diperintahkan Allah pada mereka? Seharusnya
kita percaya saja dan jangan ragu bahwa perintah Tuhan yang benar dan baik.
Tentu saja jika Adam dan Hawa lolos dari ujian
pohon di tengah taman ini, maka akan ada ujian-ujian iman percaya lainnya yang
akan muncul. Dan ternyata manusia pertama sudah gagal dalam ujian dasar ini.
KARYA KRISTUS YANG
MEMULIHKAN MANUSIA BERDOSA
Saudara yang dikasihi Tuhan, tentu saja setiap
manusia yang dilahirkan di luar Taman Eden adalah manusia dalam posisi
berdosa. Diklasifikasikan sebagai status
dosa. Yang tentunya tidak layak untuk
masuk kembali ke Taman Eden, yaitu Firdaus.
Bagi manusia status berdosa, yang melekat padanya adalah takut, malu,
rendah, tidak suci dan celaka dalam neraka (kematian kekal).
Namun puji syukur kepada Allah. Berita baiknya
adalah, Yesus Kristus hadir untuk memulihkan manusia dari kejatuhannya. Itulah
berita INJIL.
Injil menjelaskan bahwa Allah menebus dosa
manusia dengan pengorbanan Putera-Nya yaitu Yesus Kristus pada salib. Karena jelas bahwa upah dosa ialah maut. Dan untuk
penebusan dosa, yang berdosalah yang harus dikorbankan sebagai penebusan
dosa. Manusia yang berdosa, maka korban
penebusan dosapun haruslah manusia. Namun korban penebus dosa itu haruslah yang
tidak berdosa dan tidak bercacat cela, sehingga dapat diterima Allah. Akan
tetapi karena semua manusia telah berdosa, cacat dan tidak layak, maka Allah
harus “menghadirkan” manusia yang layak untuk penebusan itu.
Allah kemudian ber-inkarnasi menjadi manusia di dalam Yesus Kristus (inkarnasi bukan re-inkarnasi). Yesus adalah Adam yang baru.
Dahulu Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk
Adam, tidak melalui hubungan suami isteri karena saat itu hanya Adam sendiri.
Ini adalah kloning sejati pertama sepanjang sejarah, bahkan beda kelamin.
Kemudian Allah menghadirkan Adam baru melalui
rahim Hawa. Sama seperti dahulu, Yesus Kristus tidak lahir dari hasil hubungan
suami isteri. Tetapi Roh Allah mendiami rahim perawan Maria dan menjelma
menjadi bayi manusia. Inilah kloning sejati kedua sepanjang sejarah dunia.
Sekarang tersedialah korban penebusan dosa itu,
karena Yesus Kristus bukan keturunan Adam yang berdosa, maka Yesus Kristus adalah
manusia satu-satunya yang layak menebus dosa umat manusia. Tidak ada lainnya!
Karya keselamatan dari Yesus Kristus mengembalikan
manusia ke hakekat awalnya seperti sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Menghilangkan semua takut, malu, rendah, tidak suci dan celaka
dalam neraka (kematian kekal). Mengembalikan status kita dari manusia berdosa
menjadi manusia Allah. Seperti kita
lihat dari ilustrasi gambar di bawah ini:
Yohanes 3:16 “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”
Yohanes 5:24 “Aku berkata kepadamu:
Susungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang
mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab dia
sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”
Kolose 1:13 “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih”
Yohanes 8 12 “Maka Yesus berkata kepada orang banyak, katanya: “Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan di dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.””
3. Menjadi seperti Yesus Kristus (kembali kepada kesempurnaan gambar dan citra Allah)
Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”
2 Korintus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
4. Tahu Kebenaran.
Yohanes 14:6 “Kata Yesus kepadanya:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa
kalau tidak melalui Aku.”
Yohanes 14:26 “tetapi Penghibur, yaitu Roh
Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.”
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, pada akhir
renungan ini, Tuhan Yesus-pun menawarkan pemulihan bagi saudara dan saya. Seakan-akan Tuhan Yesus sedang berdiri
mengetuk sebuah pintu yang hanya bisa dibuka dari dalam. Rumah itu adalah rumah
saudara, di dalamnya mungkin saja ada pribadi yang telah jatuh dalam dosa,
yaitu pribadi yang takut, malu, rendah, tidak suci dan celaka dalam neraka
(kematian kekal).
Yesus Kristus mengetuk pintu itu, ya pintu
hatimu. Dia siap memulihkan hidupmu. Semua keputusan ada ditanganmu,
beranjaklah dari kolong persembunyianmu, raih pintu itu dan bukalah. Rasakan
kasih Allah menjamah hidupmu, memulihkan dan menjadikanmu ciptaan yang baru,
yang mulia dan berkenan pada Allah.
Jika itu adalah keputusanmu, berdoalah pada
Yesus secara pribadi:
“Tuhan Yesus, saya mengaku saya orang berdosa,
saya membutuhkan pengampunan-Mu. Jadilah Tuhan dan Penebus dosa saya. Dan saya
bersyukur pada-Mu. Amin.”
“Jadi apabila Anak itu
memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” - Yohanes 8 :36
Thanks God bless you....
ReplyDelete