Monday, 15 September 2014

Harta Yang Terpendam dan Mutiara Yang Berharga – Serial Hal Kerajaan Sorga

Harta Yang Terpendam dan Mutiara Yang Berharga – Serial Hal Kerajaan Sorga

Pembacaan : Matius 13:44-46



Saudara kekasih dalam Tuhan, selanjutnya dalam serial hal Kerajaan Sorga adalah perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara yang berharga. Sebelumnya baik kita ingat kembali perumpamaan-perumpaan sebelumnya. Yesus pada waktu itu mengajar orang banyak dalam perumpamaan-perumpamaan, ada tiga perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus yaitu tentang “Seorang Penabur”, “Lalang diantara Gandum” dan “Biji Sesawi dan Ragi” (silahkan klik pada judul menuju tautan dimaksud).

Setelah ketiga perumpamaan itu, Tuhan Yesus selesai dan orang banyak pulang meninggalkan tempat itu. Namun masih ada para murid-murid yang penasaran dan masih “melanjutkan kelas” itu secara terpisah, pokok pertanyaan mereka adalah meminta penjelasan akan perumpamaan Seorang Penabur. Dan benar, perumpamaan Seorang Penabur adalah yang paling mendasar untuk mengerti seluruh perumpamaan-perumpamaan lainnya, bahkan lebih dari itu, ini kunci untuk memahami seluruh pengajaran Tuhan Yesus disepanjang “kelas”-Nya. Yaitu untuk mengerti kebenaran pengajaran Tuhan Yesus, seseorang harus memiliki cara mendengar yang benar dan sikap hati yang baik. Saya kembali mengharapkan agar anda membuka tautan di atas dan membacanya bila belum membacanya, sehingga tidak hanya mengerti sejauh yang dijabarkan di sini, bahkan lebih sampai ke pemahaman pribadi dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut kelas malam itupun berlanjut pada perumpamaan berikutnya yaitu Harta Yang Terpendam dan Mutiara Yang Berharga, sebagai berikut Tuhan Yesus bercerita:

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya dan membeli ladang itu.  Demikian pula Hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Saudara kekasih Tuhan, sebagaimana perumpamaan tentang Biji Sesawi dan Ragi, kitapun memahami bahwa ada maksud Tuhan dengan mengandengkan dua cerita dalam perumpamaan yang baru kita baca tadi.  Dan kita tahu bahwa jika keduanya disatukan dalam satu perumpamaan, tentu ada makna dibaliknya, baik itu suatu kesatuan yang menguatkan atau urutan yang memberi penjelasan lebih mendalam.

Bagian pertama Hal Kerajaan Sorga itu bagai harta terpendam, bagian kedua disebutkan bagai mutiara yang sangat berharga.  Juga kita lihat bahwa pada bagian pertama, orang menemukan harta terpendam, sedangkan bagian kedua seorang pedagang mencari mutiara yang indah. Satu bersifat pasif yaitu ditemukan, dan satu lagi bersifat aktif yaitu mencari. Namun keduanya memberi akibat yang sama, yaitu menjual seluruh miliknya untuk memiliki baik harta terpendam maupun mutiara yang sangat berharga itu.

Demikianlah hal Kerajaan Sorga yaitu Keselamatan oleh Injil bisa terjadi dalam kehidupan seseorang. Tuhan Yesus menunjukkan ada yang tidak mencari tapi kemudian menemukan, ada yang mencari dan menemukan. 

Positifnya disini adalah tidak ada yang mencari yang tidak menemukan. Seperti ucapan bahagia yang di sampaikan Tuhan Yesus pada kotbah di bukit pada Matius 5:6 yang berbunyi:

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”

Juga dalam percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus pada Injil Yohanes pasal 3 ayat 7-8, dimana saat itu Tuhan Yesus menjelaskan bahwa untuk masuk kerajaan Allah atau Sorga, seseorang harus dilahirkan kembali atau lahir dari atas, yaitu pertobatan dari dosa dengan mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pada saat itu Tuhan Yesus menjelaskan juga bahwa orang-orang yang demikian tidak bisa ditebak kapan terjadi, bagaimana dan dimana. Tidak bisa juga disama ratakan caranya seperti apa.

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Engkau harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mada ia datang dan kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

Seiring dengan perumpamaan Lalang di antara Gandum, kita paham bahwa memang seseorang bertobat dan percaya Tuhan Yesus merupakan keajaiban dalam hidup seorang manusia. Karena sampai titik tertentu, lalang dan gandum kelihatan sama, namun pada saat penuaian, gandum akan berbeda dengan lalang. Dan kita tidak bisa menebak bagaimana dan kapan serta siapa yang ternyata gandum pada akhirnya. Kita juga tidak paham bagaimana seseorang tiba-tiba menjadi begitu beriman pada Tuhan Yesus sebagai penebusnya. Seperti angin, entah bagaimana, seseorang bisa mengambil keputusan untuk menerima dan percaya pada Tuhan Yesus. Bahkan seringkali harus ditolak oleh keluarganya sendiri.

Dari sini kita bisa memahami bahwa tidak ada satu ritual, perbuatan atau pengalaman rohani yang menjadi syarat seseorang menerima Tuhan dalam hidupnya. Bukan harus dibaptis dahulu (walaupun baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah perintah Tuhan untuk pernyataan sikap bersaksi/tanda lahiriah menjadi pengikut Kristus), bukan harus berbahasa Roh dulu, bukan harus mengalami mujizat, dan lain sebagainya. Tiap orang bisa saja mengalami kejadian yang sama ataupun berbeda (kebanyakan berbeda). Intinya, ada suatu waktu, seseorang mendengar berita Injil dan menyakininya sebagai keselamatan sejati, saat seseorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, saat itu dia dilahirkan kembali secara rohani, atau seperti pembacaan sebelumnya, dia menjadi jelas sebagai kelompok gandum.

Perumpamaan yang kita baca ini menarik. Kalau dipikir, kenapa seorang menemukan harta di ladang dan memilih menguburkan lagi lalu membeli seluruh ladang itu, sehingga harta itu miliknya? Apakah karena terlalu jujur? Apa susahnya mengambil harta itu lalu pergi meninggalkan ladang itu?
Jawabannya adalah karena harta itu sangat banyak dan besar, yang hanya mungkin dimiliki jika ladang itu menjadi miliknya, dan itu membutuhkan biaya yang besar, yaitu menjual seluruh miliknya.
Seorang pedagang mencari mutiara yang indah, namun menemukan mutiara yang sangat berharga, harga yang dipasang pada mutiara itu adalah seluruh miliknya juga. Jadi kedua tokoh dalam cerita ini kehilangan seluruh miliknya guna memiliki Hal Kerajaan Sorga tersebut.

Tuhan Yesus hendak menunjukkan nilai Hal Kerajaan Sorga bagi kita. Yaitu senilai diri kita. Tuhan Yesus menebus kita dari dosa-dosa kita dengan pengorbanan-Nya pada kayu salib. Mengapa ini sangat bernilai? Karena Tuhan Yesus adalah inkarnasi Allah yang menjadi manusia, yang disebut juga Imanuel. Allah yang melawat ciptaan-Nya, Dia yang tidak berdosa dijatuhi hukuman dosa, yaitu mengambil hukuman maut yang sebenarnya melekat pada manusia.

Untuk menjadi korban penebus dosa, harus ada manusia yang tidak berdosa yang mengambil tanggung jawab tersebut. Dan sedihnya, tidak ada manusia yang tidak berdosa. Kecuali Allah berinisiatif melakukan penyelamatan. Untuk itu dipilih seorang perawan bernama Maria dari Betlehem, memakai rahim Maria, Allah melalui Roh-Nya menjadi manusia. Tidak sesulit yang dipikirkan dan terlalu susah untuk dipercaya, karena seperti halnya Allah mengambil tulang rusuk Adam dan membentuk Hawa lalu menghembuskan nafas-Nya (Roh), sehingga Hawa ada. Demikian juga tanpa ada proses hubungan manusia, Allah menghembuskan nafas-Nya (Roh) sehingga lahirlah bayi Yesus. Seorang manusia yang tidak berdosa dengan satu tujuan, SALIB!

Ya, anda bisa saja tidak mempersiapkan diri dan menemukan hal Kerajaan Sorga (atau lebih tepatnya Kerajaan Sorga yang menemukan anda), atau anda giat mencari kebenaran dan menemukan Kerajaan Sorga (atau lebih tepatnya Kerajaan Sorga membiarkan diri ditemukan). Karena kedua hal itupun adalah mujizat dan memberi dampak luar biasa dalam hidup kita, yaitu segala milik kita.

Jika kita semua adalah budak dosa dan kita ditebus Tuhan, tentu kita bukan milik kita sendiri, kita sudah “menjual” seluruh milik kita termasuk diri kita kepada maut, dan Tuhan Yesus sudah menebus kita, kita sekarang milik Dia.

Dari perumpamaan inipun kita melihat bagaimana sikap dan “kegilaan” orang yang menemukan harta dan mutiara tersebut, yaitu orang yang menemukan Kerajaan Sorga. Mereka meluap dengan sukacita, mereka mengetahui nilai yang ada di hadapan mereka, mereka rela menukarnya dengan segala miliknya. Itu teramat sangat berharga. Hal Kerajaan Sorga terlalu berharga sehingga tidak mungkin seseorang yang mengenal dan mengetahui nilainya mau melepaskan atau menukarnya kembali.

Sebenarnya atau tepatnya, seharusnya, tidak ada orang Kristen yang murtad. Jika ada orang yang murtad, kemungkinannya adalah dia belum menjadi Kristen sebelumnya. Karena jika dia mengenal “harta atau mutiara” Kerajaan Sorga yang dimilikinya, tentu tidak akan rela untuk murtad sekalipun nyawa taruhannya.

Murtad yang dimaksud dalam Alkitab adalah ketika seseorang menolak percaya akan karya Roh Kudus dalam pengorbanan Kristus pada Salib untuk menebus manusia berdosa. Yaitu menolak mempercayai Yesus sebagai Tuhan yang sejati, padahal dia tahu bahwa itu benar. Atau menganggap Yesus Kristus manusia biasa dan bohong, sehingga menyatakan bahwa karya Roh Kudus membangkitkan Yesus Kristus dari kematian sebagai konfirmasi ke-Tuhan-an Yesus Kristus sebagai kebohongan, itulah mereka yang disebut murtad. Semua orang yang sampai masa penuaian nanti, yaitu para lalang, yaitu mereka yang pura-pura tidak tahu, atau tidak mau tahu, juga yang sepenuh benci lalu menolak Kristus, itulah yang disebut murtad. Tapi sekali lagi, murtad baru diketahui pada saat penuaian, bukan sekarang.

Ilustrasi: Seorang wanita yang tadinya rajin ke sekolah minggu, pelayanan pemuda dan sebagainya, kemudian melepas Kekritenannya untuk menikah dengan pria yang beda agama, wanita itu belum murtad. Pada intinya wanita itu belum Kristen sebelumnya (belum warga Kerajaan Sorga, mungkin hanya Kristen keturunan atau KTP saja). Karena jika benar dia seorang yang telah menemukan “harta atau mutiara” Kerajaan Sorga, maka melepaskan iman itu tidak akan mungkin terjadi. Lebih baik mati mempertahankan harta yang dimiliki dengan melepas segala yang kita miliki, daripada menukarnya dengan yang tidak berharga bukan? Demikianlah seorang yang mengenal keselamatan dari Kristus tidak ada yang bisa murtad, karena pasti tidak mau murtad.

Jadi jika anda menemukan kasus seperti itu, jangan menyerah, doakan dan doakan, tetap ajak untuk menemukan Kerajaan Sorga, memperkenalkan pada Kristus yang sejati, bukan cerita atau sekedar agama, tetapi sungguh-sungguh kenyataan bahwa Kristus bangkit dan hidup, tidak ada terlambat sebelum nafas berhenti dan atau sangkakala akhir zaman dibunyikan. Sebelum penuaian, lalang dan gandum belum bisa dibedakan (agar melihat tautan perumpamaan Lalang diantara Gandum). Kita harus tetap positif terhadap kemungkinan seseorang diselamatkan. Jika memang tidak ada harapan, tentu Tuhan tidak memberikan nafas kehidupan. Jadi, tentu masih ada harapan.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang lebih berharga dari Kerajaan Sorga. Semua orang menginginkan hal itu. Memiliki Kerajaan Sorga berarti melepaskan seluruh milik kita, menjadikan diri kita milik Tuhan Yesus. Amin.

Note. Ikuti serial Hal Kerajaan Sorga selanjutnya. -md
  




No comments:

Post a Comment