Harta Yang Terpendam dan Mutiara Yang Berharga – Serial Hal
Kerajaan Sorga
Pembacaan : Matius 13:44-46
Saudara kekasih dalam Tuhan, selanjutnya dalam serial hal
Kerajaan Sorga adalah perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara yang
berharga. Sebelumnya baik kita ingat kembali perumpamaan-perumpaan sebelumnya.
Yesus pada waktu itu mengajar orang banyak dalam perumpamaan-perumpamaan, ada
tiga perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus yaitu tentang “Seorang Penabur”, “Lalang diantara Gandum” dan “Biji Sesawi dan Ragi” (silahkan klik pada judul menuju
tautan dimaksud).
Setelah ketiga perumpamaan itu, Tuhan Yesus selesai dan
orang banyak pulang meninggalkan tempat itu. Namun masih ada para murid-murid
yang penasaran dan masih “melanjutkan kelas” itu secara terpisah, pokok
pertanyaan mereka adalah meminta penjelasan akan perumpamaan Seorang Penabur. Dan
benar, perumpamaan Seorang Penabur adalah yang paling mendasar untuk mengerti
seluruh perumpamaan-perumpamaan lainnya, bahkan lebih dari itu, ini kunci untuk
memahami seluruh pengajaran Tuhan Yesus disepanjang “kelas”-Nya. Yaitu untuk
mengerti kebenaran pengajaran Tuhan Yesus, seseorang harus memiliki cara
mendengar yang benar dan sikap hati yang baik. Saya kembali mengharapkan agar
anda membuka tautan di atas dan membacanya bila belum membacanya, sehingga
tidak hanya mengerti sejauh yang dijabarkan di sini, bahkan lebih sampai ke
pemahaman pribadi dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut kelas malam itupun berlanjut pada perumpamaan
berikutnya yaitu Harta Yang Terpendam dan Mutiara Yang Berharga, sebagai
berikut Tuhan Yesus bercerita:
“Hal Kerajaan Sorga
itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu
dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya
dan membeli ladang itu. Demikian pula
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang
indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual
seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Saudara kekasih Tuhan, sebagaimana perumpamaan tentang Biji
Sesawi dan Ragi, kitapun memahami bahwa ada maksud Tuhan dengan mengandengkan
dua cerita dalam perumpamaan yang baru kita baca tadi. Dan kita tahu bahwa jika keduanya disatukan
dalam satu perumpamaan, tentu ada makna dibaliknya, baik itu suatu kesatuan
yang menguatkan atau urutan yang memberi penjelasan lebih mendalam.
Bagian pertama Hal Kerajaan Sorga itu bagai harta terpendam,
bagian kedua disebutkan bagai mutiara yang sangat berharga. Juga kita lihat bahwa pada bagian pertama,
orang menemukan harta terpendam, sedangkan bagian kedua seorang pedagang
mencari mutiara yang indah. Satu bersifat pasif yaitu ditemukan, dan satu lagi
bersifat aktif yaitu mencari. Namun keduanya memberi akibat yang sama, yaitu
menjual seluruh miliknya untuk memiliki baik harta terpendam maupun mutiara
yang sangat berharga itu.
Demikianlah hal Kerajaan Sorga yaitu Keselamatan oleh Injil
bisa terjadi dalam kehidupan seseorang. Tuhan Yesus menunjukkan ada yang tidak
mencari tapi kemudian menemukan, ada yang mencari dan menemukan.
Positifnya disini adalah tidak ada yang mencari yang tidak menemukan. Seperti ucapan bahagia yang di sampaikan Tuhan Yesus pada kotbah di bukit pada Matius 5:6 yang berbunyi:
Positifnya disini adalah tidak ada yang mencari yang tidak menemukan. Seperti ucapan bahagia yang di sampaikan Tuhan Yesus pada kotbah di bukit pada Matius 5:6 yang berbunyi:
“Berbahagialah orang
yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
Juga dalam percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus pada
Injil Yohanes pasal 3 ayat 7-8, dimana saat itu Tuhan Yesus menjelaskan bahwa
untuk masuk kerajaan Allah atau Sorga, seseorang harus dilahirkan kembali atau
lahir dari atas, yaitu pertobatan dari dosa dengan mengimani Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pada saat itu Tuhan Yesus menjelaskan juga bahwa
orang-orang yang demikian tidak bisa ditebak kapan terjadi, bagaimana dan
dimana. Tidak bisa juga disama ratakan caranya seperti apa.
“Janganlah engkau
heran, karena Aku berkata kepadamu: Engkau harus dilahirkan kembali. Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mada ia datang dan kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh.”
Seiring dengan perumpamaan Lalang di antara Gandum, kita
paham bahwa memang seseorang bertobat dan percaya Tuhan Yesus merupakan
keajaiban dalam hidup seorang manusia. Karena sampai titik tertentu, lalang dan
gandum kelihatan sama, namun pada saat penuaian, gandum akan berbeda dengan
lalang. Dan kita tidak bisa menebak bagaimana dan kapan serta siapa yang
ternyata gandum pada akhirnya. Kita juga tidak paham bagaimana seseorang
tiba-tiba menjadi begitu beriman pada Tuhan Yesus sebagai penebusnya. Seperti angin,
entah bagaimana, seseorang bisa mengambil keputusan untuk menerima dan percaya
pada Tuhan Yesus. Bahkan seringkali harus ditolak oleh keluarganya sendiri.
Dari sini kita bisa memahami bahwa tidak ada satu ritual, perbuatan atau pengalaman rohani yang menjadi syarat seseorang menerima Tuhan dalam hidupnya. Bukan harus dibaptis dahulu (walaupun baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah perintah Tuhan untuk pernyataan sikap bersaksi/tanda lahiriah menjadi pengikut Kristus), bukan harus berbahasa Roh dulu, bukan harus mengalami mujizat, dan lain sebagainya. Tiap orang bisa saja mengalami kejadian yang sama ataupun berbeda (kebanyakan berbeda). Intinya, ada suatu waktu, seseorang mendengar berita Injil dan menyakininya sebagai keselamatan sejati, saat seseorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, saat itu dia dilahirkan kembali secara rohani, atau seperti pembacaan sebelumnya, dia menjadi jelas sebagai kelompok gandum.
Dari sini kita bisa memahami bahwa tidak ada satu ritual, perbuatan atau pengalaman rohani yang menjadi syarat seseorang menerima Tuhan dalam hidupnya. Bukan harus dibaptis dahulu (walaupun baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah perintah Tuhan untuk pernyataan sikap bersaksi/tanda lahiriah menjadi pengikut Kristus), bukan harus berbahasa Roh dulu, bukan harus mengalami mujizat, dan lain sebagainya. Tiap orang bisa saja mengalami kejadian yang sama ataupun berbeda (kebanyakan berbeda). Intinya, ada suatu waktu, seseorang mendengar berita Injil dan menyakininya sebagai keselamatan sejati, saat seseorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, saat itu dia dilahirkan kembali secara rohani, atau seperti pembacaan sebelumnya, dia menjadi jelas sebagai kelompok gandum.
Perumpamaan yang kita baca ini menarik. Kalau dipikir,
kenapa seorang menemukan harta di ladang dan memilih menguburkan lagi lalu
membeli seluruh ladang itu, sehingga harta itu miliknya? Apakah karena terlalu
jujur? Apa susahnya mengambil harta itu lalu pergi meninggalkan ladang itu?
Jawabannya adalah karena harta itu sangat banyak dan besar,
yang hanya mungkin dimiliki jika ladang itu menjadi miliknya, dan itu
membutuhkan biaya yang besar, yaitu menjual seluruh miliknya.
Seorang pedagang mencari mutiara yang indah, namun menemukan
mutiara yang sangat berharga, harga yang dipasang pada mutiara itu adalah
seluruh miliknya juga. Jadi kedua tokoh dalam cerita ini kehilangan seluruh
miliknya guna memiliki Hal Kerajaan Sorga tersebut.
Tuhan Yesus hendak menunjukkan nilai Hal Kerajaan Sorga bagi
kita. Yaitu senilai diri kita. Tuhan Yesus menebus kita dari dosa-dosa kita
dengan pengorbanan-Nya pada kayu salib. Mengapa ini sangat bernilai? Karena
Tuhan Yesus adalah inkarnasi Allah yang menjadi manusia, yang disebut juga
Imanuel. Allah yang melawat ciptaan-Nya, Dia yang tidak berdosa dijatuhi hukuman
dosa, yaitu mengambil hukuman maut yang sebenarnya melekat pada manusia.
Untuk menjadi korban penebus dosa, harus ada
manusia yang tidak berdosa yang mengambil tanggung jawab tersebut. Dan
sedihnya, tidak ada manusia yang tidak berdosa. Kecuali Allah berinisiatif
melakukan penyelamatan. Untuk itu dipilih seorang perawan bernama Maria dari
Betlehem, memakai rahim Maria, Allah melalui Roh-Nya menjadi manusia. Tidak sesulit yang dipikirkan dan terlalu susah untuk dipercaya, karena seperti halnya Allah mengambil tulang rusuk Adam dan membentuk Hawa lalu
menghembuskan nafas-Nya (Roh), sehingga Hawa ada. Demikian juga tanpa ada
proses hubungan manusia, Allah menghembuskan nafas-Nya (Roh) sehingga lahirlah
bayi Yesus. Seorang manusia yang tidak berdosa dengan satu tujuan, SALIB!
Ya, anda bisa saja tidak mempersiapkan diri dan menemukan
hal Kerajaan Sorga (atau lebih tepatnya Kerajaan Sorga yang menemukan anda),
atau anda giat mencari kebenaran dan menemukan Kerajaan Sorga (atau lebih
tepatnya Kerajaan Sorga membiarkan diri ditemukan). Karena kedua hal itupun adalah
mujizat dan memberi dampak luar biasa dalam hidup kita, yaitu segala milik
kita.
Jika kita semua adalah budak dosa dan kita ditebus Tuhan,
tentu kita bukan milik kita sendiri, kita sudah “menjual” seluruh milik kita
termasuk diri kita kepada maut, dan Tuhan Yesus sudah menebus kita, kita
sekarang milik Dia.
Dari perumpamaan inipun kita melihat bagaimana sikap dan “kegilaan”
orang yang menemukan harta dan mutiara tersebut, yaitu orang yang menemukan
Kerajaan Sorga. Mereka meluap dengan sukacita, mereka mengetahui nilai yang ada
di hadapan mereka, mereka rela menukarnya dengan segala miliknya. Itu teramat
sangat berharga. Hal Kerajaan Sorga terlalu berharga sehingga tidak mungkin
seseorang yang mengenal dan mengetahui nilainya mau melepaskan atau menukarnya
kembali.
Sebenarnya atau tepatnya, seharusnya, tidak ada orang Kristen yang murtad. Jika ada
orang yang murtad, kemungkinannya adalah dia belum menjadi Kristen sebelumnya.
Karena jika dia mengenal “harta atau mutiara” Kerajaan Sorga yang dimilikinya,
tentu tidak akan rela untuk murtad sekalipun nyawa taruhannya.
Murtad yang dimaksud dalam Alkitab adalah ketika seseorang
menolak percaya akan karya Roh Kudus dalam pengorbanan Kristus pada Salib untuk
menebus manusia berdosa. Yaitu menolak mempercayai Yesus sebagai Tuhan yang
sejati, padahal dia tahu bahwa itu benar. Atau menganggap Yesus Kristus manusia biasa dan bohong, sehingga
menyatakan bahwa karya Roh Kudus membangkitkan Yesus Kristus dari kematian
sebagai konfirmasi ke-Tuhan-an Yesus Kristus sebagai kebohongan, itulah mereka
yang disebut murtad. Semua orang yang sampai masa penuaian nanti, yaitu para
lalang, yaitu mereka yang pura-pura tidak tahu, atau tidak mau tahu, juga yang sepenuh benci lalu menolak Kristus, itulah yang disebut murtad. Tapi sekali
lagi, murtad baru diketahui pada saat penuaian, bukan sekarang.
Ilustrasi: Seorang wanita yang tadinya rajin ke sekolah
minggu, pelayanan pemuda dan sebagainya, kemudian melepas Kekritenannya untuk
menikah dengan pria yang beda agama, wanita itu belum murtad. Pada intinya wanita
itu belum Kristen sebelumnya (belum warga Kerajaan Sorga, mungkin hanya Kristen keturunan atau KTP saja). Karena jika benar dia seorang yang telah
menemukan “harta atau mutiara” Kerajaan Sorga, maka melepaskan iman itu tidak
akan mungkin terjadi. Lebih baik mati mempertahankan harta yang dimiliki dengan
melepas segala yang kita miliki, daripada menukarnya dengan yang tidak berharga
bukan? Demikianlah seorang yang mengenal keselamatan dari Kristus tidak ada
yang bisa murtad, karena pasti tidak mau murtad.
Jadi jika anda menemukan kasus seperti itu, jangan menyerah,
doakan dan doakan, tetap ajak untuk menemukan Kerajaan Sorga, memperkenalkan
pada Kristus yang sejati, bukan cerita atau sekedar agama, tetapi
sungguh-sungguh kenyataan bahwa Kristus bangkit dan hidup, tidak ada terlambat sebelum nafas berhenti dan atau
sangkakala akhir zaman dibunyikan. Sebelum penuaian, lalang dan gandum belum
bisa dibedakan (agar melihat tautan perumpamaan Lalang diantara Gandum). Kita harus tetap positif terhadap kemungkinan seseorang diselamatkan. Jika memang tidak ada harapan, tentu Tuhan tidak memberikan nafas kehidupan. Jadi, tentu masih ada harapan.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang
lebih berharga dari Kerajaan Sorga. Semua orang menginginkan hal itu. Memiliki
Kerajaan Sorga berarti melepaskan seluruh milik kita, menjadikan diri kita
milik Tuhan Yesus. Amin.
Note. Ikuti serial Hal Kerajaan Sorga selanjutnya. -md
No comments:
Post a Comment