Sudah Selesai.
Yohanes
19:28-30.
Sesudah itu,
karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia
– supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : “Aku
haus!”
Di situ ada suatu
bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang
telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah Yesus
meminum anggur asam it, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Hari ini (Maret 2016) saat
pengumuman di gereja, diumumkan berita duka, yaitu seorang pria tua
yang meninggal dunia, tertanggal seminggu yang lalu. Nama dan foto
beliau terpampang di layar pengumuman.
Mungkin bagi pembaca
hal ini suatu hal yang biasa saja, tetapi tidak bagi sebagian besar
jemaat gereja saat itu, termasuk saya. Mengapa? Karena sesuatu yang
dilakukan oleh pria tua ini tepat saat sebelum kematiannya.
Beliau adalah
seorang pensiunan majelis di gereja itu, pada hari minggu itu, beliau
sangat berbahagia mengantar cucu-cucunya dibaptiskan. Gereja saat itu
penuh dengan orang dan karena acara baptisan tersebut sehingga banyak
pengunjung yang datang. Agak unik bahwa hari itu ada beberapa grup
paduan suara yang berkunjung dan menyumbang lagu, sehingga ibadah
berlangsung agak lama.
Dan menariknya,
tepat sebelum ibadah berakhir (pemberian berkat), pria tua ini pun
turut meramaikan urutan acara. Beliau sudah mendaftarkan untuk
memberi lagu pujian. Melangkah ke depan diikuti lirikan mata jemaat
yang mulai jenuh karena lama duduk. Pria ini membuka tas berisi gitar
Keroncong dan mulai bersiap-siap. Beliau bersaksi betapa bahagia dia
mengantar cucu-cucunya untuk dibaptiskan. Kemudian menyanyikan 3 buah
lagu dimana 2 lagu terakhir adalah ciptaan sendiri. Puji-pujian itu
berkata, sampai tua pun, dia tetap mengikut Yesus.
Selesai nyanyi,
beliau berjalan kembali ke bangkunya, jemaat mengikutinya dengan
lirikan mata, musiknya biasa saja dan suaranya tidak sangat bagus,
beberapa orang di bangku belakangku bergumam menggerutu karena
lamanya ibadah hari itu dan banyaknya orang menyanyi. Dan tepat saat
jemaat diminta berdiri untuk menerima berkat dari pendeta, bapak tua
itu terjatuh, diangkat oleh para petugas dan pelayan gereja ke ruang
lain, dan itulah kisah dan tanggal terakhir dalam hidupnya. Sudah
selesai!
Berbeda dengan Tuhan
Yesus, saat disalibkan Dia berseru: “Sudah selesai” dan kemudian
menyerahkan nyawa-Nya. Tuhan Yesus tidak selesai saat itu, pada hari
ketiga Dia bangkit dan membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Allah yang
mengunjungi manusia dan maut tidak berkuasa atas-Nya. Lalu apa maksud
perkataan Yesus “Sudah selesai” itu?
Pernahkah anda
mengunjungi penjara? Saat anda bertemu dengan orang-orang tahanan
maka anda bisa melihat bagaimana mereka memandang dirinya sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejelasan nasib. Mengapa?
Karena mereka tahu berapa lama mereka harus mendekam dalam penjara.
Apalagi mereka yang diputus hukuman mati, mereka sudah punya
kepastian mati.
Tuhan Yesus juga
seorang dengan kepastian yang jelas. Sejak lahir Dia sudah mengemban
misi penyelamatan umat manusia. Setiap waktu dan hari Tuhan Yesus
sedang menatap hari Dia akan disalibkan. Berita penyiksaan dan
penyaliban bukan hal baru bagi-Nya, semua telah tertulis dengan jelas
pada kitab suci orang Israel. Semua merupakan nubuatan yang harus
digenapi, skenario penebusan dosa yang tidak dapat diubah selain
dijalani. Dan Yesus Kristus hidup untuk menjalaninya sampai tuntas.
Berbeda dengan para
tahanan di penjara, Tuhan Yesus punya pilihan untuk tidak
melanjutkannya, Dia berhak untuk itu karena Dia bukanlah yang
berdosa, Dia bukanlah yang bertanggung jawab. Yesus bahkan tidak
dilahirkan dari keturunan Adam dan Hawa. Roh Allah memakai rahim
perawan Maria untuk menjelma sebagai manusia. Yesus hanya memiliki
kromosom ibu dan tidak memiliki kromosom ayah. Ini keajaiban natal.
Namun satu keajaiban
natal tidak akan berarti tanpa keajaiban Paskah. Dimana Yesus harus
menderita mati disalibkan lalu bangkit dalam kemenangan, tentu inilah
misi yang harus diselesaikan, bukan lahir ke dunia, tetapi mati
disalibkan, itulah misi-Nya.
Suatu malam di taman
Getsemani sebelum Yesus ditangkap dan diserahkan kepada para
pembenci-Nya, Yesus berdoa di taman itu. Doa-Nya itu merupakan
kesempatan terakhir bagi-Nya untuk berbalik dan melangkah pergi,
menjauhi salib. Dalam doa-Nya Yesus berkata:
“Ya Bapa-Ku,
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:42).
Tiga kali Yesus
mengucapkan doa yang sama, menunjukkan pergumulan yang berat dalam
batin-Nya sendiri. Sebenarnya ini seperti sedang berbicara dengan
diri-Nya sendiri karena Dia adalah Allah sendiri yang menjadi
manusia.
Kadang kitapun
bergumul dan bicara pada diri kita sendiri bukan? Misalnya saat diet
kita berhadapan dengan makanan dan berbicara dalam batin, makan atau
tidak, makan atau tidak.
Yesus sedang
bergumul dalam batin yang berbeda, ini sebuah pilihan yang sangat
berat. Dia tahu setelah memutuskan ini, pilihannya adalah cawan yaitu
meneruskan jalan salib, atau pergi meninggalkan semua ini. Walaupun
Yesus Kristus adalah Allah yang sejati, hasil inkarnasi Roh Allah
menjadi manusia, namun Dia telah memiliki seluruh aspek psikis dan
fisik manusia saat memiliki tubuh manusia, Dia pun 100% manusia yang
bisa merasa lapar, haus, sakit, senang dan stres. Saat berdoa di
taman Getsemani, Yesus dalam posisi stres atau tekanan batin luar
biasa, sehingga pembuluh darah dibalik kulitnya pecah dan darah
keluar dari pori-pori kulit bagaikan keringat darah. Secara
kedokteran hal ini lazim ditemui di penjara-penjara pada orang-orang
yang diperhadapkan pada hukuman mati.
Pada akhirnya Yesus
memilih jalan salib, dan kita tahu kemudian apa saja yang dialami-Nya
sepanjang menuju titik terakhir dari misi penyelamatan ini. Apakah
yang dipikirkan Yesus saat di taman Getsemani sehingga Dia memilih
ini?
Saya dapat
membayangkan, bahwa dalam doanya yang “1 jam saja” sebanyak 3
kali itu, Yesus bergumul memilih kembali ke Surga sendirian atau
menjalani salib agar wajah-wajah seperti anda dan saya yang melintas
dalam doa-Nya malam itu juga bisa kembali ke surga. Tampaknya tidak
ada jalan lain bagi manusia untuk ditebus dosanya. Manusia berdosa
harus menjalani maut, dan penebusan terhadap maut hanya bisa jika
korban penebusan itupun manusia. Akan tetapi hanya manusia tak
bercacat cela saja yang layak menjadi tumbal pembayar dosa tersebut.
Dan tak ada seorangpun di dunia ini yang layak selain Yesus. Yesus
Kristus harus menyodorkan diri atau tidak ada keselamatan sama
sekali. Dan terpujilah Tuhan, Dia memilih itu.
Saya membayangkan,
Yesus melihat wajah saya saat Dia berdoa di Getsemani. Dia
membayangkan wajah saya saat didakwa di pengadilan agama dan
pengadilan Pontius Pilatus. Dia membayangkan wajah saya saat dicambuk
dengan cambuk berduri besi. Dia membayangkan saya saat dimahkotai duri
dan diarak memikul kayu salib yang kasar dan berat itu menuju bukit
Golgota. Dan ketika paku demi paku menancap pada kaki dan tangannya,
dalam jeritan-Nya Dia mengingat saya.
Saya yang berdosa
ini, siapakah yang mau menolong saya? Saya yang selalu gagal hidup
dalam standar kekudusan Allah, siapakah yang mau menerima saya?
Bahkan jika seandainya semua dosa-dosa saya dibukakan, yakin sekali
bahkan kalian manusia sesama orang berdosapun muak terhadap saya.
Siapa yang mau mengambil hukuman yang seharusnya saya tanggung? Yang
pasti saya tidak akan sanggup dan bahkan lebih lagi, saya akan
menghujat Allah tatkala harus memikul salib untuk dosa-dosa saya
sendiri (seperti para penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus juga
mengutuki hidupnya dan Tuhan).
Hanya Yesus yang
mau. Dia sudah melihat saya menulis ini jauh bahkan sebelum saya
dilahirkan. Dia sudah melihat saya di taman Getsemani ribuan tahun
yang lalu. Dia memilih menyelesaikan penyelamatan atas diri saya
untuk saya saat ini dan masa mendatang. Dia melihat saya bersama
Diri-Nya di surga saat terakhir Dia tertunduk menyerahkan nyawa-Nya.
Ini kemenangan yang
indah bagi-Nya. Saya yakin, sedetik setelah mengatakan “Sudah
selesai”, pastilah Dia tertunduk dan tersenyum, seakan berkata:
“Halo Mark, selamat datang di Surga.”.
Terima kasih Tuhan
Yesus, Kau menyelesaikan semuanya untuk saya. Dan jika Kau mau
menyelesaikan pengampunan untukku, maka aku yakin Kau pun akan
menyelesaikan rencana-Mu dalam hidupku. Amin.
Kuberbahagia
yakin teguh: Yesus abadi kepunyaanku.
Aku waris-Nya, ku
ditebus, ciptaan baru Rohulkudus.
Aku bernyanyi
bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi
bahagia memuji Yesus selamanya.
It is finished.
John 19: 28-30.
After this, Jesus
knowing that all was now completed, he said - in order to fulfill the
scripture - "I am thirsty!"
Was there a vessel
full of vinegar. So they put a sponge soaked in sour wine on a hyssop
stick and brought it to his mouth.
After Jesus drank it
with sour wine, He said: "It is finished." Then he bowed
his head and gave His life.
Today (March 2016) when the
announcement at the church, announced the sad news, that an old man
who dies, dated a week ago. His name and photo displayed on the
screen announcements.
Possible for the
reader it is a matter of course, but not for the majority of the
congregation in the church, including me. Why? Because of something
that is done by the old man was right before his death.
He is a retired
assembly in the church on the day of the week, he is very happy to
escort his grandchildren baptized. The current church was full of
people and for the baptism ceremony, so many visitors are coming.
Rather unique that there are some groups that day choir who visit and
contribute songs, so worship taking a while.
And interestingly,
just before the service ended (the rewards), the old man is also
helped enliven the event sequence. He has registered to post a song
of praise. Moving forward gaze followed the church reaching
saturation due to prolonged sitting. This man opened the bag
containing Keroncong (small guitar or Ukulele) and start getting
ready. He testified how happy he took his grandchildren to be
baptized. Then sang three songs in which 2 the last song is his own
creation. Song said, until his old days, he always follow Jesus.
Done singing, he
walked back to his seat, the congregation followed him with a glance
of the eye, the music is mediocre and his voice is not very good,
some people on the bench behind me muttered grumbling because the
length of the day service and the number of people singing. And just
as the congregation was asked to stand to receive a blessing from the
Preacher, the old man fell, carried by the officers and servants of
the church to another room, and that is the end story and the latest
date in his life. It is finished!
In contrast to the
Lord Jesus, crucified when he shouted: "It is finished" and
then gave His life. The Lord Jesus was not finish at that time, on
the third day He rose and prove that it is God Himself who visited
the man and Death has no power over Him. Then what is the purpose of
Jesus' words "It is finished" it?
Have you ever
visited the prison? When you meet with those prisoners then you can
see how they perceive themselves. They are the ones who have the fate
of clarity. Why? Because they know how long they have languished in
prison. Moreover, those who was sentenced to death, they've got a
dead certainty.
Jesus was also a man
of clear certainty. Since birth he had a mission to rescue mankind.
Every time and day the Lord Jesus was staring at day He would be
crucified. News of torture and crucifixion is not new for him, all
had been written clearly on the sacred scriptures of Israel. All the
prophecies to be fulfilled, the scenario of redemption can not be
changed other than by doing it. And Jesus Christ lives to get through
to completion.
Unlike the prisoners
in jail, Jesus had choices not to continue, he has all rights because
he is not a sinner, He is not responsible for it. Jesus was not even
born descendants of Adam and Eve. The Spirit of God put on the Virgin
Mary's womb to incarnate as a human being. He had only maternal
chromosomes and no father chromosome. It's the miracle of Christmas.
But the miracle of
Christmas would be meaningless without the miracle of Easter. Where
Christ suffered and died on the cross and rose in victory, of course
this is a mission that must be completed, it was not to born into the
world, but to died on the cross, that's his mission.
One night in the
garden of Gethsemane before Jesus was arrested and handed over to the
haters, Jesus prayed in the garden. His prayer was a last chance for
him to turn around and walk away, away from the cross. In his prayer
Jesus said:
"My Father, if
this cup may not past unless I drink it, thy will be done"
(Matthew 26:42).
Three times Jesus
prayed the same, indicating that weight struggles in his own mind.
Actually, it's like talking to Himself because He is God who became
man.
Sometimes we are
struggling and talking to ourselves is not it? For example, when we
are dealing with a food diet and talking inside, eating or not,
eating or not.
Jesus is wrestling
in a different mind, this is a choice that is very hard. He knew
after this decision, the choice is a cup that is forward way to the
cross, or to leave all this. Although Jesus Christ is true God, for
the Spirit of God into human incarnation, but he has to have all
aspects of the physical and psychological humans when a human body,
he was 100% human being can feel hunger, thirst, pain, happy and
stress. While praying in the garden of Gethsemane, Jesus in stress
condition or extraordinary inner pressure, so that the blood vessels
behind his skin broke and blood out of the skin pores like sweat
blood. In medical, it is prevalent in prisons to people who faced the
death penalty.
In the end Jesus
chose the way of the cross, and we knew then what happened him along
towards the last point of this rescue mission. What the thoughts of
Jesus when in the garden of Gethsemane that He chose this?
I can imagine that
in his prayer that "1 hour" for 3 times, Jesus wrestled
chose to return to Heaven alone or undergo cross that faces like you
and me, that came to his prayer that night could also go back to
heaven. It seems there is no other way for mankind to be redeemed
their sins. Sinful man must undergo death, and the redemption of the
death could only be if a sacrifice is also by humans. But only humans
that is blameless ones are eligible to be the ransom of sin. And no
one in this world worthy than Jesus. Jesus Christ need to push
yourself or no safety at all. And praise the Lord, He chose it.
I imagine Jesus saw
my face when He prayed in Gethsemane. He imagined my face when
charged in a religious court and the court of Pontius Pilate. He
imagined my face when whipped with barbed whips of iron. He imagined me when crowned with thorns and paraded carry the cross rough and heavy
towards Golgotha. And when the nail-by-nail embedded in his feet and
hands, in his screams he remembers me.
I am sinful, who
will help me? I always fail to live in God's standard of holiness,
who will accept me? Even supposing all my sins be opened, quite sure
even you humans fellow sinners disgusted with me. Who wants to take
the punishment that should have been my responsibility? To be sure I
will not be able to and even more, I would blaspheme God when I had
to carry the cross for the sins of my own (like the criminals who
were crucified beside Jesus also curse her life and God).
Only Jesus was
willing to. He had seen me writing this far even before I was born.
He had seen me in the garden of Gethsemane thousands of years ago. He
chose completing the rescue on me for me right now and future. He saw
me with Himself in heaven the last moment he bowed down His life.
It's a beautiful
victory for Him. I am sure, a moment after saying "It is
finished", surely He bowed and smiled, as if to say: "Hello
Mark, welcome to Heaven.".
Thank you, Lord
Jesus, you finish it all for me. And if you want to finish
forgiveness for me, then I'm sure you will finish your plan in my
life. Amen.
Blessed assurance:
Jesus is mine. Oh what a foretaste of glory divine.
Heir of salvation,
purchase of God, born of His Spirit, washed in His blood.
This is my story,
this is my song, praising my Savior all the day long.
This is my story,
this is my song, praising my Savior all the day long.