Sunday, 20 March 2016

Sudah Selesai (It is finished)

Sudah Selesai.

Yohanes 19:28-30.

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : “Aku haus!”

Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Sesudah Yesus meminum anggur asam it, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.



Hari ini (Maret 2016) saat pengumuman di gereja, diumumkan berita duka, yaitu seorang pria tua yang meninggal dunia, tertanggal seminggu yang lalu. Nama dan foto beliau terpampang di layar pengumuman.

Mungkin bagi pembaca hal ini suatu hal yang biasa saja, tetapi tidak bagi sebagian besar jemaat gereja saat itu, termasuk saya. Mengapa? Karena sesuatu yang dilakukan oleh pria tua ini tepat saat sebelum kematiannya.

Beliau adalah seorang pensiunan majelis di gereja itu, pada hari minggu itu, beliau sangat berbahagia mengantar cucu-cucunya dibaptiskan. Gereja saat itu penuh dengan orang dan karena acara baptisan tersebut sehingga banyak pengunjung yang datang. Agak unik bahwa hari itu ada beberapa grup paduan suara yang berkunjung dan menyumbang lagu, sehingga ibadah berlangsung agak lama.

Dan menariknya, tepat sebelum ibadah berakhir (pemberian berkat), pria tua ini pun turut meramaikan urutan acara. Beliau sudah mendaftarkan untuk memberi lagu pujian. Melangkah ke depan diikuti lirikan mata jemaat yang mulai jenuh karena lama duduk. Pria ini membuka tas berisi gitar Keroncong dan mulai bersiap-siap. Beliau bersaksi betapa bahagia dia mengantar cucu-cucunya untuk dibaptiskan. Kemudian menyanyikan 3 buah lagu dimana 2 lagu terakhir adalah ciptaan sendiri. Puji-pujian itu berkata, sampai tua pun, dia tetap mengikut Yesus.

Selesai nyanyi, beliau berjalan kembali ke bangkunya, jemaat mengikutinya dengan lirikan mata, musiknya biasa saja dan suaranya tidak sangat bagus, beberapa orang di bangku belakangku bergumam menggerutu karena lamanya ibadah hari itu dan banyaknya orang menyanyi. Dan tepat saat jemaat diminta berdiri untuk menerima berkat dari pendeta, bapak tua itu terjatuh, diangkat oleh para petugas dan pelayan gereja ke ruang lain, dan itulah kisah dan tanggal terakhir dalam hidupnya. Sudah selesai!

Berbeda dengan Tuhan Yesus, saat disalibkan Dia berseru: “Sudah selesai” dan kemudian menyerahkan nyawa-Nya. Tuhan Yesus tidak selesai saat itu, pada hari ketiga Dia bangkit dan membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Allah yang mengunjungi manusia dan maut tidak berkuasa atas-Nya. Lalu apa maksud perkataan Yesus “Sudah selesai” itu?

Pernahkah anda mengunjungi penjara? Saat anda bertemu dengan orang-orang tahanan maka anda bisa melihat bagaimana mereka memandang dirinya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejelasan nasib. Mengapa? Karena mereka tahu berapa lama mereka harus mendekam dalam penjara. Apalagi mereka yang diputus hukuman mati, mereka sudah punya kepastian mati.

Tuhan Yesus juga seorang dengan kepastian yang jelas. Sejak lahir Dia sudah mengemban misi penyelamatan umat manusia. Setiap waktu dan hari Tuhan Yesus sedang menatap hari Dia akan disalibkan. Berita penyiksaan dan penyaliban bukan hal baru bagi-Nya, semua telah tertulis dengan jelas pada kitab suci orang Israel. Semua merupakan nubuatan yang harus digenapi, skenario penebusan dosa yang tidak dapat diubah selain dijalani. Dan Yesus Kristus hidup untuk menjalaninya sampai tuntas.

Berbeda dengan para tahanan di penjara, Tuhan Yesus punya pilihan untuk tidak melanjutkannya, Dia berhak untuk itu karena Dia bukanlah yang berdosa, Dia bukanlah yang bertanggung jawab. Yesus bahkan tidak dilahirkan dari keturunan Adam dan Hawa. Roh Allah memakai rahim perawan Maria untuk menjelma sebagai manusia. Yesus hanya memiliki kromosom ibu dan tidak memiliki kromosom ayah. Ini keajaiban natal.

Namun satu keajaiban natal tidak akan berarti tanpa keajaiban Paskah. Dimana Yesus harus menderita mati disalibkan lalu bangkit dalam kemenangan, tentu inilah misi yang harus diselesaikan, bukan lahir ke dunia, tetapi mati disalibkan, itulah misi-Nya.

Suatu malam di taman Getsemani sebelum Yesus ditangkap dan diserahkan kepada para pembenci-Nya, Yesus berdoa di taman itu. Doa-Nya itu merupakan kesempatan terakhir bagi-Nya untuk berbalik dan melangkah pergi, menjauhi salib. Dalam doa-Nya Yesus berkata:

“Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:42).

Tiga kali Yesus mengucapkan doa yang sama, menunjukkan pergumulan yang berat dalam batin-Nya sendiri. Sebenarnya ini seperti sedang berbicara dengan diri-Nya sendiri karena Dia adalah Allah sendiri yang menjadi manusia.

Kadang kitapun bergumul dan bicara pada diri kita sendiri bukan? Misalnya saat diet kita berhadapan dengan makanan dan berbicara dalam batin, makan atau tidak, makan atau tidak.

Yesus sedang bergumul dalam batin yang berbeda, ini sebuah pilihan yang sangat berat. Dia tahu setelah memutuskan ini, pilihannya adalah cawan yaitu meneruskan jalan salib, atau pergi meninggalkan semua ini. Walaupun Yesus Kristus adalah Allah yang sejati, hasil inkarnasi Roh Allah menjadi manusia, namun Dia telah memiliki seluruh aspek psikis dan fisik manusia saat memiliki tubuh manusia, Dia pun 100% manusia yang bisa merasa lapar, haus, sakit, senang dan stres. Saat berdoa di taman Getsemani, Yesus dalam posisi stres atau tekanan batin luar biasa, sehingga pembuluh darah dibalik kulitnya pecah dan darah keluar dari pori-pori kulit bagaikan keringat darah. Secara kedokteran hal ini lazim ditemui di penjara-penjara pada orang-orang yang diperhadapkan pada hukuman mati.

Pada akhirnya Yesus memilih jalan salib, dan kita tahu kemudian apa saja yang dialami-Nya sepanjang menuju titik terakhir dari misi penyelamatan ini. Apakah yang dipikirkan Yesus saat di taman Getsemani sehingga Dia memilih ini?

Saya dapat membayangkan, bahwa dalam doanya yang “1 jam saja” sebanyak 3 kali itu, Yesus bergumul memilih kembali ke Surga sendirian atau menjalani salib agar wajah-wajah seperti anda dan saya yang melintas dalam doa-Nya malam itu juga bisa kembali ke surga. Tampaknya tidak ada jalan lain bagi manusia untuk ditebus dosanya. Manusia berdosa harus menjalani maut, dan penebusan terhadap maut hanya bisa jika korban penebusan itupun manusia. Akan tetapi hanya manusia tak bercacat cela saja yang layak menjadi tumbal pembayar dosa tersebut. Dan tak ada seorangpun di dunia ini yang layak selain Yesus. Yesus Kristus harus menyodorkan diri atau tidak ada keselamatan sama sekali. Dan terpujilah Tuhan, Dia memilih itu.

Saya membayangkan, Yesus melihat wajah saya saat Dia berdoa di Getsemani. Dia membayangkan wajah saya saat didakwa di pengadilan agama dan pengadilan Pontius Pilatus. Dia membayangkan wajah saya saat dicambuk dengan cambuk berduri besi. Dia membayangkan saya saat dimahkotai duri dan diarak memikul kayu salib yang kasar dan berat itu menuju bukit Golgota. Dan ketika paku demi paku menancap pada kaki dan tangannya, dalam jeritan-Nya Dia mengingat saya.

Saya yang berdosa ini, siapakah yang mau menolong saya? Saya yang selalu gagal hidup dalam standar kekudusan Allah, siapakah yang mau menerima saya? Bahkan jika seandainya semua dosa-dosa saya dibukakan, yakin sekali bahkan kalian manusia sesama orang berdosapun muak terhadap saya. Siapa yang mau mengambil hukuman yang seharusnya saya tanggung? Yang pasti saya tidak akan sanggup dan bahkan lebih lagi, saya akan menghujat Allah tatkala harus memikul salib untuk dosa-dosa saya sendiri (seperti para penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus juga mengutuki hidupnya dan Tuhan).

Hanya Yesus yang mau. Dia sudah melihat saya menulis ini jauh bahkan sebelum saya dilahirkan. Dia sudah melihat saya di taman Getsemani ribuan tahun yang lalu. Dia memilih menyelesaikan penyelamatan atas diri saya untuk saya saat ini dan masa mendatang. Dia melihat saya bersama Diri-Nya di surga saat terakhir Dia tertunduk menyerahkan nyawa-Nya.

Ini kemenangan yang indah bagi-Nya. Saya yakin, sedetik setelah mengatakan “Sudah selesai”, pastilah Dia tertunduk dan tersenyum, seakan berkata: “Halo Mark, selamat datang di Surga.”.

Terima kasih Tuhan Yesus, Kau menyelesaikan semuanya untuk saya. Dan jika Kau mau menyelesaikan pengampunan untukku, maka aku yakin Kau pun akan menyelesaikan rencana-Mu dalam hidupku. Amin.


Kuberbahagia yakin teguh: Yesus abadi kepunyaanku.
Aku waris-Nya, ku ditebus, ciptaan baru Rohulkudus.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.






It is finished.


John 19: 28-30.

After this, Jesus knowing that all was now completed, he said - in order to fulfill the scripture - "I am thirsty!"

Was there a vessel full of vinegar. So they put a sponge soaked in sour wine on a hyssop stick and brought it to his mouth.

After Jesus drank it with sour wine, He said: "It is finished." Then he bowed his head and gave His life.


Today (March 2016) when the announcement at the church, announced the sad news, that an old man who dies, dated a week ago. His name and photo displayed on the screen announcements.

Possible for the reader it is a matter of course, but not for the majority of the congregation in the church, including me. Why? Because of something that is done by the old man was right before his death.

He is a retired assembly in the church on the day of the week, he is very happy to escort his grandchildren baptized. The current church was full of people and for the baptism ceremony, so many visitors are coming. Rather unique that there are some groups that day choir who visit and contribute songs, so worship taking a while.

And interestingly, just before the service ended (the rewards), the old man is also helped enliven the event sequence. He has registered to post a song of praise. Moving forward gaze followed the church reaching saturation due to prolonged sitting. This man opened the bag containing Keroncong (small guitar or Ukulele) and start getting ready. He testified how happy he took his grandchildren to be baptized. Then sang three songs in which 2 the last song is his own creation. Song said, until his old days, he always follow Jesus.

Done singing, he walked back to his seat, the congregation followed him with a glance of the eye, the music is mediocre and his voice is not very good, some people on the bench behind me muttered grumbling because the length of the day service and the number of people singing. And just as the congregation was asked to stand to receive a blessing from the Preacher, the old man fell, carried by the officers and servants of the church to another room, and that is the end story and the latest date in his life. It is finished!

In contrast to the Lord Jesus, crucified when he shouted: "It is finished" and then gave His life. The Lord Jesus was not finish at that time, on the third day He rose and prove that it is God Himself who visited the man and Death has no power over Him. Then what is the purpose of Jesus' words "It is finished" it?

Have you ever visited the prison? When you meet with those prisoners then you can see how they perceive themselves. They are the ones who have the fate of clarity. Why? Because they know how long they have languished in prison. Moreover, those who was sentenced to death, they've got a dead certainty.

Jesus was also a man of clear certainty. Since birth he had a mission to rescue mankind. Every time and day the Lord Jesus was staring at day He would be crucified. News of torture and crucifixion is not new for him, all had been written clearly on the sacred scriptures of Israel. All the prophecies to be fulfilled, the scenario of redemption can not be changed other than by doing it. And Jesus Christ lives to get through to completion.

Unlike the prisoners in jail, Jesus had choices not to continue, he has all rights because he is not a sinner, He is not responsible for it. Jesus was not even born descendants of Adam and Eve. The Spirit of God put on the Virgin Mary's womb to incarnate as a human being. He had only maternal chromosomes and no father chromosome. It's the miracle of Christmas.

But the miracle of Christmas would be meaningless without the miracle of Easter. Where Christ suffered and died on the cross and rose in victory, of course this is a mission that must be completed, it was not to born into the world, but to died on the cross, that's his mission.

One night in the garden of Gethsemane before Jesus was arrested and handed over to the haters, Jesus prayed in the garden. His prayer was a last chance for him to turn around and walk away, away from the cross. In his prayer Jesus said:

"My Father, if this cup may not past unless I drink it, thy will be done" (Matthew 26:42).

Three times Jesus prayed the same, indicating that weight struggles in his own mind. Actually, it's like talking to Himself because He is God who became man.

Sometimes we are struggling and talking to ourselves is not it? For example, when we are dealing with a food diet and talking inside, eating or not, eating or not.

Jesus is wrestling in a different mind, this is a choice that is very hard. He knew after this decision, the choice is a cup that is forward way to the cross, or to leave all this. Although Jesus Christ is true God, for the Spirit of God into human incarnation, but he has to have all aspects of the physical and psychological humans when a human body, he was 100% human being can feel hunger, thirst, pain, happy and stress. While praying in the garden of Gethsemane, Jesus in stress condition or extraordinary inner pressure, so that the blood vessels behind his skin broke and blood out of the skin pores like sweat blood. In medical, it is prevalent in prisons to people who faced the death penalty.

In the end Jesus chose the way of the cross, and we knew then what happened him along towards the last point of this rescue mission. What the thoughts of Jesus when in the garden of Gethsemane that He chose this?

I can imagine that in his prayer that "1 hour" for 3 times, Jesus wrestled chose to return to Heaven alone or undergo cross that faces like you and me, that came to his prayer that night could also go back to heaven. It seems there is no other way for mankind to be redeemed their sins. Sinful man must undergo death, and the redemption of the death could only be if a sacrifice is also by humans. But only humans that is blameless ones are eligible to be the ransom of sin. And no one in this world worthy than Jesus. Jesus Christ need to push yourself or no safety at all. And praise the Lord, He chose it.

I imagine Jesus saw my face when He prayed in Gethsemane. He imagined my face when charged in a religious court and the court of Pontius Pilate. He imagined my face when whipped with barbed whips of iron. He imagined me when crowned with thorns and paraded carry the cross rough and heavy towards Golgotha. And when the nail-by-nail embedded in his feet and hands, in his screams he remembers me.

I am sinful, who will help me? I always fail to live in God's standard of holiness, who will accept me? Even supposing all my sins be opened, quite sure even you humans fellow sinners disgusted with me. Who wants to take the punishment that should have been my responsibility? To be sure I will not be able to and even more, I would blaspheme God when I had to carry the cross for the sins of my own (like the criminals who were crucified beside Jesus also curse her life and God).

Only Jesus was willing to. He had seen me writing this far even before I was born. He had seen me in the garden of Gethsemane thousands of years ago. He chose completing the rescue on me for me right now and future. He saw me with Himself in heaven the last moment he bowed down His life.

It's a beautiful victory for Him. I am sure, a moment after saying "It is finished", surely He bowed and smiled, as if to say: "Hello Mark, welcome to Heaven.".

Thank you, Lord Jesus, you finish it all for me. And if you want to finish forgiveness for me, then I'm sure you will finish your plan in my life. Amen.

Blessed assurance: Jesus is mine. Oh what a foretaste of glory divine.
Heir of salvation, purchase of God, born of His Spirit, washed in His blood.
This is my story, this is my song, praising my Savior all the day long.
This is my story, this is my song, praising my Savior all the day long.

No comments:

Post a Comment